BAB
1
PENDAHULUAN
Dalam
menjalankan fungsi controlling, manajer membuat banyak keputusan. Beberapa dari
keputusan tersebut menyangkut jumlah dan harga bahan-bahan yang digunakan dalam
proses produksi. Dalam memperoleh bahan-bahan tersebut, manajer diharapkan
untuk membayar dengan harga yang lebih rendah, kualitasnya baik. Dalam proses
produksi, penggunaan bahan diharapkan seminimum mungkin, yang sesuai dengan
kualitas output yang dinginkan. Lepasnya control terhadap harga dan kualitas
input akan menyebabkan biaya yang berlebihan dan berkurangnya laba perusahaan.
Cara
manajer melakukan control terhadap harga dan kualitas input yang digunakan
dalam proses produksi adalah dengan menetapkan biaya syandar (Standart Cost). Biaya
standar adalah sama dengan pengukuran dari elemen-elemen biaya yang seharusnya
terjadi (dikeluarkan) dari operasi perusahaan yang nantinya akan dibandingkan
dengan biaya yang sesungguhnya yang terjadi dalam perusahaan. Biaya standar
akan ditentukan terlebih dahulu sebelum operasi berlangsung (dimulai). Biaya
produksi standar terdiri dari standar bahan baku, standar biaya tenaga kerja
langsung dan tariff biaya overhead pabrik. Pada bab ini akan membahas masalah
biaya standar, mulai dari penyusunan samapai dengan pencatatannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
STANDART COST ( BIAYA
STANDAR )
·
Konsep Standart Cost : Manajement by Exception
Standart
dapat didefenisikan sebagai alat ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja.
Standart harga dan kualitas disusun oleh manajer bagi 3 (tiga) elemen input
yang digunakan dalam proses produksi, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
pabrik.
Standart
kuantitas menunjukan beberapa banyak jumlah bahan baku, jam tenaga kerja, dan
lain-lain yang digunakan dalam memproduksi 1 (satu) unit barang atau jasa.
Standart
harga menunjukan jumlah harga input-input yang digunakan dalam proses produksi.
Jika
kuantitas atau harga input yang terjadi melebihi standart yang telah ditetapkan
oleh manajemen, perhatian manajemen akan terarah pada perbedaan harga atau
kuantitas tersebut dan, memfokuskan usaha-usaha kearah perbaikan. Proses ini
dikenal dengan konsep Management by Exception.
Management by exception (pengelolaan
berdasarkan penyimpangan) menggunakan anggapan bahwa supaya manajer dapat
mengelola dan mengendalikan aktivitas organisasi secara efektif, mereka harus
memusatkan perhatian kepada bidang-bidang yang didalamnya terdapat penyimpangan
hasil sesungguhnya standart yang telah ditetapkan. Anggapan ini didasarkan atas
alasan bahwa dengan melakukan pengelolaan berdasarkan penyimpangan, organisasi
dapat memanfaatkan waktu manajemen yang sangat berharga, serta memusatkan
perhatian manajemen kearah perbaikan dalam organisasi.
·
Standar Unit
Biaya
standar unit untuk suatu input tertentu
bergantung pada standar kuantitas dan standar harga. Standar kuantitas mengacu
pada jumlah input yang seharusnya
digunakan per unit output. Standar
harga mengacu pada jumlah yang seharusnya dibayar untuk jumlah input yang digunakan. Biaya standar unti
dapat dihitung dengan mengalikan kedua standar ini: Standar Kuantitas x Standar Harga.
Standar
umunya diklasifikasikan sebagai sesuatu yang ideal dan sesuatu yang saat ini
dapat tercapai. Standalr ideal membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat dicapai
jika segala sesuatu beropersi secara sempurna.
Perencanaan dan pengendalian Sistem
perhitungan biaya stansar memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta
memperbaiki pengukuran kinerja. Standar unit adalah syarat fundamental bagi
sistem anggaran fleksibel yang merupakan kunci bagi sistem perencanaandan
pengendalian yang baik. Sistem ppengendalian anggaran membandingkan biaya
aktual dengan dengan biaya yang dianggarkandengan menghitung variansi, yaitu
perbedaan antarabiaya aktual dan biaya biaya yang direncanakan untuk tingkat
aktivitas aktual.
Perhitungan Harga pokok produk Dalam
sistem perhitungan biaya standar, biaya-biaya dibebankan pada produk dengan
menggunakan standar kuantitas dan harga untuk ketiga biaya produksi: bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.
Sebagai contoh, jika proses perhitungan biaya meggunakan perhitungan biaya
standar untuk membebankan biaya produk, biaya per unit untuk tiap kategori
biaya per unit setara tidak perlu dihitung lagi. Suatu biaya per unit standar
akan muncul pada tiap kategori. Suatu proses sistem perhitungan biaya standar
biasanya akan mengikuti perhitungan unit setara dari pendekatan FIFO, yaitu
unti setara kerja saat ini dihitung. Dengan menghitung unit setara kerja saat
ini, biaya produksi aktual dapat dibandingkan dengan biaya standar untuk tujuan
pengendalian.
Perusahaan Manufaktur umumnya
memiliki sistem standar biaya yang maju terkait dengan standar-standar yang
mencakup bahan baku, tenga kerja, dan overhead yang dikembangkan secara
terperinci untuk setiap produk yang berlainan. Standar ini terdapat pada kartu
standar biaya ( standard cost card)
yang tersedia bagi manajer dengan informasi yang berhubungan dengan input yang dibutuhkan untuk memproduksi
satu unit dan biayanya.
Standar adalah tolak ukur atau norma
dalam pengukuran kinerja. Standar ditetapkan untuk kuantitas dan biaya input yang dibutuhkan untuk memproses
barang atau menyediakan jasa.
Sistem biaya
standar memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Penggunaan biaya standar adalah elemen kunci dalam pendekatan
manajemen dengan pengecualian sejauh biaya tersebut tetap ada dalam standar
manajer dapat memusatkan perhatian pada hal lain ketika biaya ada secara
signifikan keluar dari standar, maka manajer diperingatkan bahwa mungkin ada
masalah yang memerlukan perhatian. Pendekatan ini membantu manajer memusatkan
perhatian pada hal-hal yang penting.
2. Sejauh standar tersebut dipandang wajar oleh karyawan, maka standar
tersebut dapat meningkatkan nilai ekonomi dan efisiensi. Selain itu, standar
merupakan tolak ukur yang dapat digunakan oleh individu untuk mengukur
kinerjanya.
3. Biaya standar dapat bmenyederhanakan pembukuan. Selain pencatatan
biaya aktual untuk tiap-tiap pekerjaan, biaya standar untuk bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead dapat dibebankan ke
tiap-tiap pekerjaan.
4. Biaya standar secara alamiah sesuai untuk penerapan sistem integrasi
“akuntansi pertanggungjawaban” standar tersebut menetapkan berapa biaya yang
seharusnya, siapa yang bertanggungjawab dan apakah biaya aktual terkendali.
·
Biaya Produk Standar
Dalam perusahaan manufaktur, biaya
standar per unit adalah jumlah biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead. Lembar
biaya standar (standar cost sheet)
memberikan perincian yang mendasari biaya standar per unit.
Lembar biaya standar juga
menunjukkan kuantitas tiap input yang
seharusnya digunakan untuk memproduksi satu unit output. Standar kuantitas unit dapat digunakan untuk menghitung
jumlah total input yang dimungkinkan
untuk output aktual. Penghitungan ini
adalah komponen inti dalam penghitungan variansi efisiensi. Seorang manajer
seharusnya dapat menghitung kuantitas
standar bahan baku yang diizinkan (standar quantity of materials allowed-SQ) dan
jam standar yang diizinkan (standar hous
allowed-SH) untuk output aktual.
Penghitungan ini harus dilakukan untuk tiap kelas bahan baku langsung dan tiap
kelas tenaga langsung. Sebagai contoh, anggaplah 100.000 bungkus keripik jagung
diproduksi selama minggu awal Maret. Berapa banyak jagung kuning yang
seharusnya digunakan untuk output aktual
100.000 bungkus? Standar kuantitas unit
adalah 18 ons jagung kuning tiap bungkus. Untuk 100.000 bungkus, kuantitas
standar jagung kuning yang diizinkan dihitung sebagai berikut.
SQ
= Standar kuantitas unit x Output aktual
=
18 x 100.000
= 1.800.000 ons
Penghitungan jam
tenaga kerja langsung standar yang diizinka dapat diilustrasikan dengan
menggunakan operator mesin. Misalkan biaya standar kuantitas unit adalah 0,0008
jam per bungkus yang diproduksi. Jadi, jika 100.000 bungkus diproduksi, standar
jam yang diizinkan adalah sebagai berikut.
SH = Standar unit tenaga kerja x Output aktual
= 0,0008 x 100.000
= 80 jam tenaga kerja langsung
·
Struktur Sistem Akuntansi Biaya Standar (The Structur of a Standard Cost Accounting System).
1.
Pembelian Bahan Mentah
(purchasing Raw Materials)
Dalam sistem akuntansi biaya standar, inventaris
bahan mentah dan persediaan dilengkapi suatu catatan dari seluruh bahan mentah
(kuantitas aktual tersedia) pada biaya standar.
2.
Penggunaan Bahan Mentah (using
Raw Materials)
Dalam
sistem akuntansi biaya standar, perkiraan inventaris bahan mentah dan
persediaan merupakan akuntansi biaya standar dari bahan mentahyang telah
dibeli.karena itu perkiraan ini selalu didebet dan di kredit untuk biaya
standar per unit.
3.
Pencatatan Upah Tenaga Kerja
(Recording the Factory Payroll)
Upah
tenaga kerja aktual, termasuk tenaga kerja langsung dan tak langsung.
·
Menyusun Standart Cost
Menyusun
standart cost adalah lebih mengarah pada suatu seni dibandingkan suatu ilmu
pengetahuan. Penyusunan tersebut
membutuhkan gabungan keahlian dari berbagai pihak yang berkompeten terhadap
harga dan kualitas input. Orang-orang yang terlibat antara lain: akuntan
manajemen, agen pembelian, industrial engineer, pengawas produksi, manajer
inti, dan pekerja pabrik yang bersangkutan.
Awal
pekerjaan menyusun standart cost adalah berdasarkan pengalaman masa lalu. Dalam
hal ini peran akuntan manajemen sangat besar untuk menyiapkan data
karakteristik biaya pada aktivitas masa lalu pada setiap level operasi.
Standart biaya bagi masa yang akan datang harus disesuaikan terhadap adanya
perubahan pola perokonomian, perubahan karakteristik permintaan dan penawaran,
dan perubahan teknologi. Pengalaman masa lalu untuk hal-hal tertentu bisa saja
mengandung in-efficiencies, dan jika
bisa diidentifikasi, data untuk masa yang akan datang bisa disesuaikan.
·
Ideal vs Practical Standart
Standart dapat dikategorikan dalam 2 (dua)
jenis:
Ideal Standart (standart ideal)
Standart ini hanya bisa dicapai dalam
kondisi yang sempurna. Dalam penerapan standart ini tidak ada kerusakan mesin
ataupun interupsi dalam pekerjaan. Pencapaian standart ini hanya bisa dilakukan
oleh pekerja yang sudah terlatih dengan baik dan bekerja dengan efisiensi 100%.
Beberapa manajer beranggapan bahwa standart ini mempunyai nilai motivasi, dan
beranggapan bahwa pencapaian standart semacam ini sangat sulit, akan tetapi
standart tersebut dapat menjadi semacam alat untuk meningkatkan efisiensi dan
usaha.
Practical Standart
(standart praktis)
Practical
standart dapat dikategorikan sebagi standart yang timbul “tight but attainable”. Pada standart semacan ini pencapaiannya
dapat dilakukan oleh pekerja yang biasa.
Variance
(selisih) dari practical standart dapat sangat berguna bagi manajemen, karana
menggambarkan daviasi atau penyimpangan dari situasi bahwa perhatian manajemen
dibutuhkan dalam hal tersebut. Lebih jauh lagi, practical standart mempunyai
kegunaan lain, yaitu untuk mempredikdi cash flow dan perencanaan persediaan.
Ideal standart tidak bisa digunakan untuk memprediksi cash flow ataupu
perencanaan persediaan, karena tidak menggambarkan in-efficiency yang normal,
dan karenanya jika digunakan dapat berakibat pada perencanaan dan proyeksi yang
tidak realistis.
Menyusun Standart Bahan Baku
Standart price/unit harga beli, ongkos angkut
& discount
Standart
quantity/unit jumlah bahan
baku yang digunakan membuat satu bahan satu unit produk jadi, sekaligus
cadangan untuk kerusakan bahan, dan in-efficiency normal.
Suatu dokumen bahan baku (Bill of Material)
adalah suatu daftar yang menunjukan tipe dan kuantitas bahan baku yang dipakai
untuk membuat satu unit produk jadi.
Menyusun Standart Tenaga Kerja
Standart rate/jam upah /jam, bonus,
pendapatan lain-lain
Standart hour/unit waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu unit produk jadi.
Menyusun Standart BOP
Tarif standart BOP menggambarkan tariff BOP
variable taksiran atau yang ditentukan dimuka.
Sama dengan
standart T.K standart rate/jam
Standart/unit
Keuntungan dan Kelemahan Standart Cost
-
Dengan adanya konsep manajemen
by exception akan membuat waktu manajemen lebih efisien, karena selama biaya
yang terjadi masih dalam standart yang ditetapkan, maka tidak dibutuhkan waktu
manajemen untuk memperhatikan hal tersebut. Dan apabila terjadi penyimpangan
dari standart yang sudah ditetapkan, maka manajemen akan memperhatikan selisih
tersebut, dan melakukan analisa.
-
Perencanaan kas & perencanaan
persediaan lebih baik karena adanya standart cost.
-
Standart cost memungkinkan
diterapkannya akuntansi tanggung pertanggung jawaban, dimana pertanggungjawaban
terhadap pengendalian biaya dapat diberikan.
-
Standart cost meningkatkan
efisiensi didalam perusahaan.
Kelemahan
Standart Cost
-
Terdapat kesulitan untuk
menentukan masa selisih yang signifikan (material) & mana yang tidak.
-
Dengan hanya memfokuskan pada
variance, informasi lain yang mungkin berguna, seperti misalnya trend dapat
tidak terdeteksi secara dini.
-
Jika evaluasi kerja karyawan
didasarkan pada analisa variance, atau prinsip penyimpangan (exception),
karyawan dapat menutupi kemungkinan selisih yang tidak menguntungkan supaya
kinerja dinilai lebih baik.
·
Model Umum Analisa Variance
Standart
dipisahkan menjadi 2(dua) kategori, harga dan kualitas. Alasan pemisahan
tersebut adalah karena keputusan pengawasan yang berkaitan dengan harga yang
dibayar dan kualitas yang digunakan biasanya tidak terjadi pada waktu yang
bersamaan.
Control
terhadap harga biasanya terjadi pada saat pembelian bahan, sementara control
terhadap kuantitas tidak dapat dilakukan sebelum bahan yang dibeli tersebut
dugunakan dalam produksi, yang bisa saja terjadi beberapa minggu atau beberapa
bulan setelah tanggal pembelian. Lagi pula, kontrol terhadap harga yang
dibayarkan dan kualitas yang digunakan akan menjadi tanggung jawab yang
berbeda, dan karenanya perlu dinilai secara terpisah.
Selisih
Harga dan Selisih Kuantitas (Price and Quality Variance)
Variance(selisih)
adalah: perbedaan antara standart harga dan kuantitas dengan harga dan
kuantitas yang sebenarnya terjadi
(1) (2) (3)
Actual Quality of Actual Quantity of input StandartQuantityallowed for
Input at Actual price at Standart Price output at Standart Price
(AQ X AP ) (AQ X SP ) (SQ X SP)
Price Variance
(2) – (2)
Material Price
Variance
Labor Rate Variance
Variabel Overhead-
Spending Variance
|
Quantity Variance
(1)
–
(3)
Material Quantity
Variance
Labor Efficiency-
Variance
Variable Overhead-
Efficiency Variance
|
Total Variance
|
Gbr 7.1 : Model Umum Analisa Variance
·
Variance harga dan kuantitas
dapat dihitung untuk 3 (tiga) elemen biaya produksi, yaitu: bahan baku, tenaga
kerja ovearhead pabrik.
·
Meskipun variance harga dapat
disebut dengan istilah yang berbeda untuk ketiga elemen biaya produksi, akan
tetapi cara perhitungan tetap sama.
·
Analisa variance adalah analisa
input-input.
·
Penggunaan Standart Cost – Variance Bahan Baku Langsung
Contoh :
Standart
bahan baku untuk 1 (satu) unit produk jadi adalah 3.0 pound/ unit dengan harga
4/pound. Perusahaan mencatat selama bulan juni dibeli 6,500 pound dengan harga
3.80/pound. Semua bahan baku yang dibeli digunakan untuk memproduksi produk
jadi selama bulan juni. Perusahaan dapat menghasilkan 2,000 unit produk.
Analisa variance bahan
baku adalah sebagai berikut :
(1)
(2)
(3)
Actual Quality of Actual Quantity of input Standart Quantity allowed for
Input at Actual price at Standart Price output at Standart Price
(AQ X AP ) (AQ X SP ) (SQ X SP)
6.500 x 3.80 6,500
x 4 6,000 x 4
Price Variance 1300 F
|
Quantity Variance 2,000 U
|
Total Variance, 700 U
|
*2,000 units x 3.0
pounds per unit= 6,000 pounds
F = Favouriable (menguntungkan)
U = Unfavourable (tdk
menguntungkan)
Perhitungan diatas
terjadi jika semua bahan baku yang dibeli digunakan dalam proses produksi. Jika
tidak semua bahan baku yang dibeli digunakan dalam proses produksi, perhitungannya
dapat seperti contoh dibawah ini:
Contoh :
Selama
bulan juni dibeli 6,500 bahan baku. Bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi hanya 5,000 pound dan menghasilkan 1,600 unit produk jadi.
(1)
(2) (3)
Actual Quality of Actual Quantity of
input Standart Quantityallowed
for
Input at Actual price at Standart Price output at Standart Price
(AQ X AP ) (AQ X SP ) (SQ X SP)
6.500 x 3.80 6,500 x 4 6,000 x 4
24,700 26,000 19,200
Price variance 1,300 F
5,000
x 4
20,000
Quantity
variance 800 U
1,600 unit x 3.0
pound/unit = 4,800 pound
Total variance tidak bisa
dihitug dalam kasus ini, karena jumlah bahan baku yang dibeli dan jumlah bahan
baku yang digunakan dalam proses produksi tidak sama.
Pengisolasian
Selisih. Pada saat apa selisih harus diisolasi dan mendapatkan perhatian
dari manajemen? Jawabannya adalah: lebih cepat lebih baik. Salah satu alasan
mendasar penggunaan Standart Coat adalah untuk control biaya. Maka dari itu
semakin cepat penyimpanan atau selisih dari standart menjadi perhatian
manajemen, semakin cepat pula masalah dapat di evaluasi dan diperbaiki. Jika
waktu yang berlalu sudah cukup lama sebelum selish dihitung, kelebihan biaya
yang seharusnya bisa dikontrol akan terakumulasi hingga sampai pada yang akan
membahayakan keuntungan perusahaan.
·
Penggunaan Standart Cost – Variance Tenaga Kerja Langsung
Contoh :
Standart tenaga kerja untuk 1(satu) unit produk jadi
adalah 2.5 unit jam,unit dengan upah 14 jam. Perusahaan mencatat selama bulan
juni dikeluarkan Biaya Tenaga Kerja sebesar 74,250 untuk jam kerja sebanyak
5,400 jam, dengan upah rata-rata perjam sebesar 13.75. perusahaan dapat
menghasilkan 2,000 unit produk.
(1) (2)
(3)
Actual Quality of Actual
Quantity of input Standart Quantity allowed for
Input at Actual price at Standart Price output at Standart Price
(AH X HR ) (AH X SR ) (SH
X SR)
5.400 x 13.75 5,400 x 14 5,000 x 14
74,250 75,600
70,000
Rate Variance 1,350 F
|
Efficiency Variance 5,600 U
|
Total Variance, 4,250 U
|
*2,000 units x 2.5 hour
per unit =5,000 hours
F = Favourable (
Menguntungkan )
U = Unfavourable ( Tdk
menguntungkan)
·
Penggunaan Standart Cost – Variance Overhead Pabrik
Contoh : Standart tenaga
kerja untuk 1(satu) unit produk jadi adalah 2.5 unit jam,unit dengan upah 3
jam. Menjadi sebesar 7,5/ unit. Perusahaan mencatat selama bulan juni
dikeluarkan Biaya overhead pabrik sebesar 15,390 untuk jam kerja sebanyak 5,400
jam. Perusahaan dapat menghasilkan 2,000 unit produk.
(1) (2)
(3)
Actual Quality of Actual
Quantity of input Standart Quantity allowed for
Input at Actual price at
Standart Price output at Standart Price
(AH X HR ) (AH
X SR ) (SH X SR)
15,390
5,400 x 3 5,000 x 3
16,200 15,000
Spending Variance, 180 F
|
Efficiency Variance, 1,200 U
|
Total Variance, 390 U
|
*2,000 units x 2.5 hour
per unit =5,000 hours
F = Favourable (
Menguntungkan )
U = Unfavourable ( Tdk
menguntungkan)
Analisa
varians adalah alat untuk menerapkan konsep management by exception. Konsep ini
menggambarkan bahwa perhatian manajemen harus diarahkan pada bagian organisasi
dimana terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana. Karena sempitnya waktu
yang dimiliki oleh manajer, maka setiap waktu harus dimanfaatkan seefektif dan
seefisien mungkin, dan usaha dan waktu sebaiknya dihabiskan untuk bagian
organisasi dimana hal-hal yang terjadi sesuai dengan rencana.
Standart
yang dbicarakan pada bagian ini menggambarkan rencana manajemen. Jika semua
berjalan dengan lancer, biaya produksi diharapkan akan terjadi sesuai dengan
yang telah diperkirakan dan ditetapkan oleh manajemen. Jika yang terjadi sudah
sesuai dengan yang diperkirakan/ ditetapkan, manajemen dapat mengalihkan
perhatian pada hal lain. Akan tetapi jika yang terjadi adalah sebaliknya, suatu
signal datang pada manajer yang menandakan bahwa penyimpangan telah terjadi,
dalam bentuk selisih.
Varians Harga
Rumus untuk menghitung
varians harga adalah
|
·
Analisis Variansi: Deskripsi Umum
Total
variansi anggaran adalah perbedaan antara biaya aktual input dan biaya yang direncanakan.
Total
Variansi = (AP x AQ) – (SP x SQ)
Dalam suatu sistem perhitungan biaya
standar, total variansi dibagi menjadi variansi harga dan penggunaan. Variansi
harga (tarif) adalah perbedaan antara harga aktual dan harga standar per unit
dikalikan jumlah input yang
digunakan: (AP – SP) AQ. Variansi penggunaan (efisiensi) adalah perbedaan
antara kuantitas input aktual dan input standar dikalikan dengan standar
harga per unit input: (AQ – SQ) SP.
Menunjukkan total variansi adalah jumlah variansi harga dan penggunaan
merupakan hal mudah.
Total
variansi = Variansi harga + Variansi penggunaan
=
(AP – SP)AQ + (AQ – SQ)SP
=
[( AP x AQ) – (SP x AQ)] + [(SP x AQ) – (SP – SQ)]
=
(AP x AQ) – (SP x AQ) + (SP x AQ) – (SP x SQ)
=
(AP x AQ) – (SP x SQ)
Variansi
yang tidak menguntungkan (Unfavorable – U)
muncul ketika harga aktual atau penggunaan input
lebih banyak daripada standar harga atau penggunaan. Ketika hal berlawanan
yang muncul, variansi yang menguntungkan (Favorable
– F) diperoleh. Baik atau buruknya variansi itu bergantung pada penyebab
munculnya mereka. Penentuan penyebabnya mensyaratkan para manajer untuk
melakukan beberapa penyelidikan.
·
Analisis Variansi: Bahan Baku dan Tenaga Kerja
Total variansi mengukur perbedaan antara
biaya aktual bahan baku dan tenaga kerja, serta biaya yang dianggarkan untuk
tingkat aktivitasaktual. Untuk
mengilustrasikannya, pertimbangkanlah data Bluechitos dari minggu
pertama Maret.
Produksi aktual 48.500 bungkus keripik jagung
Biaya aktual jagung 780.000 ons
seharga $0,0069 = $5.382
Biaya aktual pengawas 360 jam seharga $7,35 = $2.646
Pendekatan
tiga cabang atau pendekatan rumus dapat digunakan untuk menghitung harga
bahan baku dan variansi penggunaan.
Variansi
Harga Bahan Baku: Pendekatan Rumus Variansi harga
bahan baku dapat dihitung secara terpisah. Variansi harga bahan baku (material
price variance – MPV) mengukur perbedaan antara berapa biaya yang harus dibayar
untuk bahan baku dan berapa biaya yang secara aktual dibayar. Berikut rumus
untuk penghitungan varuiansi ini.
MPV
= (AP x AQ) – (SP x AQ)
Atau secara faktor, kita memiliki:
MPV
= (AP – SP) AQ
di mana:
AP = Harga aktual per unit
SP = Harga standar per unit
AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan.
Penghitungan Variansi Harga Bahan Baku. Bluechitos membeli dan menggunakan 780.000 ons
jagung kuning pada minggu pertama Maret. Harga pembelian $0,0069 per ons. Jadi,
AP adalah $0,0069, AQ adalah 780.000 ons, dan SP adalah $0,0060. Dengan menggunakan
informasi ini, variansi harga bahan baku dihitung sebagai berikut.
MPV =
(AP – SP)AQ
= ($0,0069 - $0,0060) 780.000
= $0,0009 X 780.000
= $702 U
Persentase SP x AQ
= $702/$4.680 = 15%kuantitas, jarak
sumber dari pabrik
Tanggung Jawab terhadap Variansi Harga Bahan Baku. Tanggung jawab terhadap pengendalian variansi harga bahan baku
biasanya diemban oleh agen pembelian. Harga bahan baku kebanyakan memang diluar
kendalinya. Namun, variansi harga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti
kualitas, diskon kuantitas, jarak sumber dari pabrik, dan lain-lain.
Analisis Variansi Harga Bahan Baku. Langkah pertama dalam analisis variansi adalah memutuskan signifikan
atau tidaknya variansi. Jika dinilai
tidak signifikan, langkah lebih jauh tidak diperlukan.
Waktu Penghitungan Variansi Harga. Variansi harga bahan baku dapat dihitung pada satu
dari dua poin:
1. ketika
bahan baku dikeluarkan untuk digunakan dalam produksi, atau
2. Ketika bahan baku dibeli.
Jika variansi harga bahan baku dihitung saat pembelian, AQ perlu
didefinisikan sebagai kuantitas aktual input
yang dibeli daripada bahan baku yang digunakan secara aktual. Karena bahan
baku yang dibeli dapat berbeda dari bahan baku yang digunakan, keseluruhan
variansi anggaranbahan baku tidak harus jumlah variansi harga bahan baku dan
variansi bahan baku yang digunakan.
Variansi Penggunaan Bahan Baku
Langsung: Pendekatan Rumus. Variansi
penggunaan bahan baku (materials usage
variance – MUV) mengukur perbedaan antara bahan baku langsung secara aktual
digunakan dan bahan baku langsung yang seharusnya digunakan untuk output aktual. Berikut rumus untuk
menghitung variansi ini.
MUV = (SP x
AQ) – (SP x SQ)
Atau dengan pemfaktoran, kita akan mendapatkan rumus:
MUV = (AQ – SQ)SP
di mana:
AQ = kuantitas aktual bahan baku
yang digunakan
SQ = kuantitas standar bahan
baku yang diperbolehkan untuk output aktual
SP = harga standar per unit
·
Variansi Tenaga Kerja Langsung
Variansi Tarif Tenaga Kerja: Pendekatan Rumus. Variansi tarif tenaga kerja (Labor rate variance – LRV) menghitung perbedaan antara apa yang
sudah dibayar untuk tenaga kerja langsung dan apa yang seharusnya dibayar.
LRV = (AR x AH) – (SR x AH)
Atau dengan
pemfaktoran, kita akan mendapatkan rumus:
LRV =
(AR – SR)AH
di mana:
AR =
tarif upah aktual per jam
SR =
tarif upah standar per jam
AH =
jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan.
Variansi Efisien Tenaga Kerja: Pendekatan Rumus. Variansi efisiensi tenaga kerja (Labor efficiency variance – LEV)
mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam
tenaga kerja yang seharusnya digunakan.
LEV = (AH
x SR) – (SH x SR)
Atau kita akan
mendapatkan rumus dengan pemfaktoran:
LEV =
(AH – SH)SR
Di mana:
AH =
jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
SH =
jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan
SR =
tarif upah standar per jam.
1. Jurnal Variansi Bahan Baku Langsung
Variansi Harga Bahan Baku, Ayat
jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku adalah sebagai berikut (dengan
asumsi, MPV tidak menguntungkan dan AQ adalah bahan baku yang dibeli).
Persediaan bahan baku SP x AQ
Variansi bahan baku (AP –
SP)AQ
Utang dagang AP
x AQ
Sebagai contoh, jika AP
adalah $0,0069 per ons jagung, SP adalah $0.0060 per ons, dan 780.000 0ns
jagung dibeli, ayat jurnalnya akan menjadi sebagai berikut.
Persediaan bahan baku 4.680
Variansi harga bahan baku 702
Utang dagang 5.382
Perhatikan bahwa bahan
baku dicatat dalam akun persediaan dengan biaya standar.
Variansi penggunaan bahan
baku. Bentuk
umum untuk ayat jurnal yang mencatat bahan baku yang dikeluarkan dan digunkan
dengan asumsi MUV menguntungkan adalah sbb.
Barang dalam proses SQ x SP
Variansi penggunaan bahan baku (AQ-SQ)SP
Persediaan bahan baku AQ
x SP
Dalam hal ini AQ adalah
bahan baku yang dikeluarkan dan digunakan, tidak harus sama dengan bahan baku
yang dibeli. Perhatikan bahwa hanya kuantitas standard an harga standar yang
digunakan untuk membebankan biaya pada Barang dalam Proses; tidak ada biaya
actual yang masuk dalam akun ini.
Sebagai contoh, jika AQ adalah 780.000 ons jagung, SQ
adalah 873.000 ons, dan SP adalah $0,006, maka ayat jurnalnya akan menjadi sbb.
Barang dalam proses 5.238
Variansi penggunaan bahan baku
558
Persediaan bahan baku 4.680
Perhatikan bahwa variansi
penggunaan yang menguntungkan muncul sebagai ayat jurnal kredit.
1.
Ayat jurnal untuk variansi
Tenaga Kerja Langsung.
Tidak
seperti variansi bahan baku, ayat jurnal untuk mencatat kedua jenis variansi
tenaga kerja dibuat secara simultan. Bentuk umum ayat ini adalah sebagai
berikut (dengan asumsi variansitarif tenaga kerja menguntungkan dan variansi
efisiensi tenaga kerja tidak menguntungkan).
Barang
dalam proses SH
x SR
Variansi
efisiensi tenaga kerja (AH –
SH)SR
Variansi tarif tenaga kerja (AR
– SR)AH
Utang
gaji AH
x AR
Sekali
lagi, perhatikan bahwa hanya jam standard dan tarif standar yang digunakan
untuk membebankan biaya pada jam Barang dalam proses. Harga atau kuantitas
actual tidak digunakan.
Untuk memberikan contoh yang spesifik,
asumsikanlah AH adalah 360 jam pengawasan, SH adalah 339,5 jam, AR adalah $7,35
per jam dan SR adalah $7,00 perjam. Ayat jurnal sbb.
Barang
dalam proses 2.376,50
Variasi
efisiensi tenaga kerja 143,50
Variansi
tariff tenaga kerja 126,00
Utang gaji 2.646,00
2.
Disposisi Variansi Bahan Baku
dan Tenaga Kerja
Pada akhir tahun, variansi bahan dan tenaga
kerja biasanya ditutup keharga pokok penjualan. Dengan menggunakan data
sebelumnya, ayat jurnal akan mengambil bentuk berikut.
Harga
pokok penjualan 971,50
Variansi harga bahan baku 702,00
Variansi efisiensi tenaga kerja 143,50
Variansi tarif tenaga kerja 126,00
Variansi
bahan baku 558,00
Harga bahan baku 558,00
Jika jumlah variansi
material, maka harus diproratakan diantara berbagai akun. Variansi harga bahan
baku diproratakan di antara pesediaan bahan baku, barang dalam proses, barang
jadi, dan harga pokok penjualan. Variansi bahan baku dan tenaga kerja lainnya
diproratakan diantara barang dalam proses, barang jadi, dan harga pokok penjualan.
Variansi bahan baku biasanya diproratakan berdasarkan pada saldo bahan baku di
tiap akun dan variansi tenaga kerja berdasarkan pada saldo tenaga kerja pada
saldo tenaga kerja dalam akun-akun tersebut.
·
Variansi Overhead
Walaupun
variansi Overhead dapat dicatat dengan mengikuti pola yang hamper sama seperti
yang digambarkan untuk tenaga kerja dan bahan baku, variansi ini secara umum lebih
diperlakukan sebagai bagian dari suatu analisis overhead periodik. Overhead yang
dibebankan diakumulasi dalam akun yang dibebankan dan overhead actual dihitung dalam akun pengendalian.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Biaya standar unit untuk
suatu input tertentu bergantung pada
standar kuantitas dan standar harga. Standar kuantitas mengacu pada jumlah input yang seharusnya digunakan per unit
output. Standar harga mengacu pada
jumlah yang seharusnya dibayar untuk jumlah input
yang digunakan. Biaya standar unti dapat dihitung dengan mengalikan kedua
standar ini: Standar Kuantitas x Standar
Harga.
Variance (selisih) dari
practical standart dapat sangat berguna bagi manajemen, karana menggambarkan
daviasi atau penyimpangan dari situasi bahwa perhatian manajemen dibutuhkan
dalam hal tersebut. Lebih jauh lagi, practical standart mempunyai kegunaan
lain, yaitu untuk mempredikdi cash flow dan perencanaan persediaan. Ideal
standart tidak bisa digunakan untuk memprediksi cash flow ataupu perencanaan
persediaan, karena tidak menggambarkan in-efficiency yang normal, dan karenanya
jika digunakan dapat berakibat pada perencanaan dan proyeksi yang tidak
realistis.
Menyusun standart cost
adalah lebih mengarah pada suatu seni dibandingkan suatu ilmu pengetahuan. Penyusunan tersebut membutuhkan gabungan
keahlian dari berbagai pihak yang berkompeten terhadap harga dan kualitas input.
Orang-orang yang terlibat antara lain: akuntan manajemen, agen pembelian,
industrial engineer, pengawas produksi, manajer inti, dan pekerja pabrik yang
bersangkutan.
2.
Saran
Dari
pembahasan diatas dapat diketahui bahwa perhitungan biaya standar membantu
memeberikan peringatan awal mengenai masalah potensial. Penulis
menyanrakan kepada manajer sebaiknya untuk melakukan sistem biaya standar ini
karena seorang manajer akan mendapatkan informasi yang lebi baik. Jika variansi
tidak menguntungkan, seorang manajer dapat mengetahui apakah hal ini
diakibatkan oleh perbedaan antara harga yang direncanakan dan harga aktual , perbedaan penggunaan yang direncanakan dan
penggunaan aktual, atau keduanya.
Penulis menyarakan dalam penggunaan
sistem biaya standar ini harga aktual harus sesuai dengan pasar dan harga yang
direncanakan tidak mengada-ngada.
DAFTAR PUSTAKA
Hansen & Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba
Empat.
Garrison,Ray H, dkk. 2009.
Akuntansi Manajerial. Jakarta:
Salemba Empat.
Hongren, Charles, dkk.
2006. Akuntansi Biaya. Jakarta:
Erlangga.
Susnaningsih. 2005. Akuntansi Manajemen. Pekanbaru: UIR
Press.
Sadeli, lili, Bedjo
Siswanto. 2004. Akuntansi Manajemen.
Jakarta: Bumi Aksara.