Kamis, 25 April 2013

menyediakan Herbal dengan harga hemat :)

Berkah Herbal Banner 16

Berkah Herbal Banner 18

seleksi tenaga kerja


Makalah Manajemen SDM
A.   JUDUL :  SELEKSI  TENAGA KERJA

B.   PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Era globalisasi ini penuh dengan tantangan dan kesulitan-kesulitan di masa yang akan datang yang harus dihadapi oleh masyarakat dan negara berkembang ini. Namun, suatu perusahaan tetap dituntut untuk efektif dalam pengelolaan perusahaannya, agar perusahaan itu dapat bersaing dengan perusahaan lain atau mengikuti perubahan yang terjadi, serta guna mencapai tujuan perusahaan itu sendiri.
Tentunya suatu organisasi/perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Pencapaian tujuan tersebut dapat dicapai dengan mendayagunakan sumberdaya yang ada. Kendatipun berbagai sumber daya yang ada penting bagi organisasi, satu – satunya faktor yang menunjukkan keunggulan kompetitif potensial adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dan bagaimana sumber daya ini dikelola[1]. Jika perusahaan ingin maju, maka yang harus diperbaiki dahulu adalah SDM nya. Karena aset perusahaan yang paling berharga adalah sumber daya manusianya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan adalah melakukan seleksi terhadap calon karyawannya.
Seleksi individu yang tersedia untuk mengisi jabatan yang kosong semakin berarti manakala tersedia lebih banyak pelamar daripada lowongan yang tersedia[2]. Seleksi merupakan proses memilih dari para pelamar melalui tahapan – tahapan tes hingga diperoleh sejumlah pelamar yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dan dinyatakan diterima[3]. Seleksi dilakukan untuk memilih calon karyawan yang paling memenuhi kriteria yang dicari/ditetapkan perusahaan dari sekian banyak pelamar yang ada untuk menempati suatu posisi tertentu dalam perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan.
Seleksi merupakan fungsi yang penting karena berbagai keahlian yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya diperoleh melalui proses seleksi[4]. Seleksi tenaga kerja diperlukan untuk melanjutkan tujuan organisasi seperti kelangsungan hidup, pertumbuhan atau keuntungan. Seleksi tenaga kerja dimaksudkan untuk memilih tenaga kerja cakap yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan organisasi di masa sekarang dan  yang akan datang. Seleksi tenaga kerja juga memberikan sarana untuk mencapai tujuan manajemen sumber daya manusia yang ditentukan dalam perencanaan sumber daya manusia.
Proses seleksi pegawai merupakan salah satu bagian yang teramat penting dalam keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia. Dikatakan demikian karena apakah dalam organisasi terdapat sekelompok pegawai yang memenuhi tuntutan organisasional atau tidak tergantung pada cermat atau tidaknya prosess seleksi itu dilakukan[5].
Bayangkan apabila tidak ada proses seleksi, dimungkinkan terjadinya ketidaksesuaian antara keahlian pegawai terhadap kebutuhan perusahaan,  sehingga tujuan perusahaan dapat dipastikan tidak akan dapat dicapai dengan baik.
Pada akhirnya, strategi seleksi yang turut mempertimbangkan kecocokan antara individu dengan perusahaan, disamping faktor pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki oleh calon karyawan  akan memberikan hasil yang positif bagi perusahaan. Semakin efektif proses seleksi, semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan pegawai yang tepat bagi perusahaan. Selain itu, seleksi yang efektif akan berpengaruh langsung pada prestasi kerja karyawan dan kinerja finansial perusahaan. Dengan demikian maka pengembangan dan perencanaan system seleksi merupakan hal penting untuk dilaksanakan setiap perusahaan  supaya proses yang berlangsung cukup lama dan memakan biaya tersebut tidak sia-sia.
C.   PEMBAHASAN

SELEKSI TENAGA KERJA
A.   Pengertian Seleksi
Dalam Sudut pandang definitif, Seleksi merupakan rangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan apakah seorang pelamar diterima / ditolak dalam suatu instansi tertentu setelah menjalani serangakaian tes yang dilaksanakan. Dalam bahasa lugas, Seleksi adalah proses memilih dari para pelamar melalui tahapan – tahapan tes, sehingga diperoleh sejumlah pelamar yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan dinyatakan diterima[6].
Seleksi (selection) adalah proses pemilihan dari sekelompok pelamar, orang atau orang – orang yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia berdasakan kondisi yang ada saat ini yang dilakukan oleh perusahaan[7].
Seleksi adalah proses identifikasi dan pemilihan orang – orang dari sekelompok pelamar yang paling cocok atau yang paling memenuhi syarat untuk menduduki suatu jabatan atau posisi tertentu[8]
Dapat beberapa definisi seleksi di atas, dapat disimpulkan bahwa Seleksi adalah proses identifikasi dan pemilihan orang atau orang – orang dari sekelompok pelamar yang ada melalui serangkaian tahapan tes, sehingga diperoleh tenaga kerja yang paling sesuai atau yang paling memenuhi syarat dan kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan untuk menempati suatu jabatan atau posisi tertentu yang telah tersedia berdasarkan kondisi yang ada saat ini, yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
B.    Tujuan Seleksi
 Seleksi pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang ada atau sesuai dengan kebutuhan organisasi/perusahaan.
Tujuan seleksi adalah mendapatkan tenaga kerja yang paling tepat untuk memangku suatu jabatan tertentu. Mengarah pada tujuan seleksi yang demikian itu, setiap organisasi yang bersangkutan senantiasa akan berusaha dengan biaya yang serendah mungkin dengan menggunakan cara yang paling efisien, tetapi efektif.
Tujuan Seleksi tersebut diantaranya :
·        Menjamin perusahaan memiliki karyawan yang tepat untuk suatu jabatan/ pekerjaan.
·        Memastikan keuntungan investasi SDM perusahaan.
·        Mengevaluasi dalam mempekerjakan dan penempatan pelamar sesuai minat.
·        Memperlakukan pelamar secara adil dan meminimalkan deskriminasi.
·        Memperkecil munculnya tindakan buruk karyawan yang seharusnya tidak diterima.

C.   Faktor Yang Harus Diperhatikan dalam Seleksi
Proses seleksi bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri. Artinya seleksi ditentukan oleh sejumlah faktor dan menentukan faktor lainnya. Dengan demikian berarti terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi proses seleksi dan dipengaruhi oleh proses seleksi.
                   
Faktor yang mempengaruhi seleksi

a.            Kondisi Penawaran Tenaga Kerja

Semakin besar jumlah pelamar yang memenuhi syarat (qualified), maka akan semakin mudah bagi organisasi untuk memperoleh karyawan yang berkualitas dan sebaliknya. Pada saat rekrutmen bisa terjadi jumlah calon yang terjaring lebih kecil dari yang diharapkan. Kondisi tersebut dimungkinkan oleh :
1.       Imbalan/upah yang ditawarkan rendah.
2.       Pekerjaan menuntut spesialisasi yang tinggi.
3.       Persyaratan yang harus dipenuhi berat.
4.       Mutu pelamar rendah.     

b.            Faktor Eksternal Organisasi
           
 1) Faktor Etika
Dalam proses seleksi, masalah etika seringkali menjadi tantangan yang berat. Keputusan seleksi seringkali dipengaruhi oleh etika pemegang keputusan.Bila pertimbangan penerimaan lebih condong karena hubungan keluarga, teman, pemberian komisi/suap dari pada pertimbangan keahlian/profesional, maka kemungkinan besar karyawan baru yang dipilih jauh dari harapan organisasi.

2) Ketersediaan Dana dan Fasilitas
Organisasi seringkali memiliki keterbatasan seperti anggaran atau fasilitas lainnya. Sebagai contoh, besar kecilnya anggaran belanja pegawai menentukan berapa jumlah pegawai baru yang boleh direkrut.
  
3) Faktor Kesamaan Kesempatan
Budaya suatu daerah dalam memperlakukan masyarakatnya juga merupakan tantangan dalam proses seleksi. Diskriminasi masih sering ditemukan dalam merekrut/menseleksi pegawai yang disebabkan oleh warna kulit, ras, agama, umur, jenis kelamin, dan sebagainya. Sebagai contoh kebijaksanaan organisasi (walau tidak tertulis) yang lebih menyukai pegawai pria atau wanita.Kenyataan ini menghambat proses seleksi secara wajar.

c.             Perangkat Organisasi

Selain faktor-faktor di atas, seleksi juga dipengaruhi oleh keberadaan perangkat organisasi seperti :
           
1) Analisis Jabatan
Analisis jabatan merupakan semacam pedoman bagi kegiatan proses seleksi. Analisis jabatan memberikan informasi tentang uraian jabatan, spesifikasi jabatan, standarisasi pekerjaan serta persayaratan yang harus dipenuhi untuk memegang jabatan tersebut. dengan demikian, seleksi yang dilakukan harus mengacu pada analisis jabatan. Seleksi tanpa acuan analisis jabatan (tentu yang   benar) niscaya sulit untuk mendapatkan calon pegawai sebagaimana yang dibutuhkan organisasi. Analisis jabatan ini merupakan arah atau petunjuk tentang   target apa yang hendak dicapai pada saat seleksi.

2) Perencanaan SDM
Dari perencanaan SDM, akan dapat diketahui berapa jumlah calon pegawai yang dibutuhkan oleh organisasi, pada jenjang apa dan di bagian mana, dan persyaratan apa yang harus dipenuhi oleh pelamar.
           
3) Pengadaan Tenaga Kerja (Rekrutmen)
Rekruitmen yang dilakukan akan berpengaruh pada prses seleksi.Qualified tidaknya pelamar yang akan diseleksi sangat tergantung pada tenaga kerja (rekruitmen).Pengadaan kerja yang efektif akan menghasilkan tersedianya sejumlah pelamar yang qualified dan sebaliknya. Jenis   dan sifat berbagai langkah yang harus diambil tergantung pada hasil rekruitmen.

Faktor-faktor yang dipengaruhi seleksi :
            a). Orientasi
            b). Diklat
            c). Pengembangan
            d). Perencanaan Karier
            e). Penilaian Prestasi Kerja
            f). Kompensasi
            g). Perjanjian Kerja
            h). Pengawasan Personalia
           
D.   Langkah-langkah dalam Proses Seleksi
Berdasarkan tahapan dalam penerimaan calon pegawai, proses seleksi dimulai dari penerimaan lamaran dan berakhir dengan keputusan terhadap lamaran tersebut. Langkah-langkah antara proses dimulai dan diakhiri merupakan usaha pengkaitan antara kepentingan calon pegawai dan kepentingan organisasi.
1.     Terima surat lamaran
2.     Ujian
3.     Wawancara
4.     Chee latar belakang dan surat referensi
5.     Evaluasi kesehatan
6.     Wawancara kedua dengan atasan langsung
7.     Keputusan atas lamaran 

Proses seleksi
1.     Test Psiko/kepribadian
2.     Test pengetahuan
3.     Test pelaksanaan pekerjaan.
E.    Dasar Kebijakan
Pada dasarnya proses seleksi dimulai setelak kumpulan para pelamar yang memenuhi syarat diperoleh melalui suatu penarikan atau seleksi. Proses seleksi ini merupakan serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan pelamar diterima atau tidak diterima.
Pada umumnya untuk penarikan dan seleksi ini, organisasi bergabung sebagai employment function dan depertemen personalia. Suatu analisis pekerjaan, perencanaan SDM dan perbaikan dilakukan untuk keperluan membantu seleksi personalia. Dengan demikian, pelaksanaan proses seleksi harus dilaksanakan dengan cara sebaik-baiknya dan sesuai rencana. Hal ini tidak lain merupakan dasar kebijaksanaan yang harus kita pegang dalam proses seleksi.
F.    Pendekatan dalam Proses Seleksi
Proses seleksi menurut beberapa ahli dianggap sebagai proses penyewaan tenaga ahli (the hiring process). Mereka menganggap hiring dan selection merupakan konsep ketenagakerjaan yang “interchangeable” (dapat saling ditukar istilahnya). Dalam proses seleksi, akan terjadi di antara “menyewa” (bagi pelamar tenaga kerja yang lolos seleksi) dengan “tidak jadi menyewa” (bagi pelamar yang tidak memenuhi syarat), maka mereka lebih menyukai “proses seleksi” dari pada “proses penyewaan” tenaga kerja.
Dalam proses seleksi ada dua pendekatan diantaranya:
a.   Pendekatan succesive hurdles
Sebagian besar proses seleksi yang berjalan sampai saat ini berdasarkan konsep succesive hurdles. Itu berarti bahwa untuk berhasilnya pelamar tenaga kerja diterima dalam suatu organisasi, mereka harus lulus dari berbagai persyaratan yang telah ditentukan secara bertahap. Mulai dari mengisi blanko lamaran, tes-tes, wawancara, mengecek seluruh latar belakang pribadi pelamar, dan pemeriksaan medis maupun pemeriksaan relevant lainnya, dll.
b.   Pendekatan compensantory
Pendekatan yang lain, yang rupanya kurang biasa dipergunakan, didasarkan pada beranggapan bahwa kekurangan pada satu faktor disatu pihak sebenarnya dapat “ditutupi” oleh faktor seleksi lainnya yang cukup baik dipihak lain.
G.   Kualifikasi yang Menjadi Dasar Seleksi
Proses seleksi sangat penting dalam memberikan penilaian akan sifat-sifat, watak, dan kemampuan para pelamar secara tepat, teliti dan lengkap. Beberapa kualifikasi berikut ini menjadi dasar dalam proses seleksi..
a. Keahlian
Merupakan salah satu kualifikasi utama yang menjadi dasar dalam proses seleksi, kecuali bagi jabatan yang tidak memerlukan keahlian. Penggolongan keahlian dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.       Technical skill,
Yaitu keahlian teknik yang harus dimiliki para pegawai pelaksana.
2.   Human skill,
Yaitu keahlian yang harus dimiliki oleh mereka yang akan memimpin beberapa   orang bawahan.
3.   Conceptual skill,
Yaitu keahlian yang harus dimiliki oleh mereka yang akan memangku jabatan     puncak pimpinan sebagai figure yang mampu mengkoordinasi berbagai aktivitas   untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Pengalaman
Dalam proses pelamaran suatu pekerjaan, pengalaman pelamar cukup penting artinya dalam suatu proses seleksi. Suatu organisasi/perusahaan cenderung akan memilih pelamar yang berpengalaman dari pada yang tidak berpengalaman karena dipandang lebih mampu melaksanakan tugasnya. Selain itu, kemampuan intelegensi juga menjadi dasar pertimbangan selanjutnya sebab orang yang memiliki intelegensi yang baik biasanya orang yang memiliki kecerdasan yang cukup baik. Faktor pengalaman saja tidak cukup untuk menentukan kamampuan seseorang pelamar dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik.
c. Usia
Perhatian dalam proses seleksi juga ditunjukan pada masalah usia para pelamar. Usia muda dan usia lanjut tidak menjamin diterima tidaknya seseorang pelamar. Mereka memiliki usia lanjut tenaga fiisknya relatif terbatas meskipun banyak pengalaman. Mereka yang berusia muda mungkin saja memiliki vitalitas yang cukup baik. Tetapi rasa tanggung jawabnya relatif kurang dibandingkan dengan usia dewasa.  Oleh karena itu, yang terbaik pelamar yang berusia sedang atau sekira usia 30 tahun.
d.   Jenis kelamin
Jenis kelamin memang sering pula diperhatikan, terlebih-lebih untuk jabatan tertentu. Jabatan-jabatan memang dikhususkan untuk pria, ada juga yang khusus untuk wanita. Tetapi banyak juga yang terbuka untuk kedua jenis kelamin tersebut.
e. Pendidikan
Kualifikasi pelamar merupakan cermin dari hasil pendiidkan dan pelatihan sebelumnya, yang akan menentukan hasil seleksi selanjutnya dan kemungkinan penempatanya dalam organisasi bila pelamar yang bersangkutan diterima. Tanpa adanya latar belakang pendidikan tersebut maka proses pemilihan atau seleksi akan menjadi sulit.
f. Kondisi fisik
Kondisi fisik seseorang pelamar kerja turut memegang peranan penting dalam proses seleksi. Bagaimana pun juga suatu organisasi secara optimal akan senantiasa ingin memperoleh tenaga kerja yang sehat jasmani dan rohani kemudian memiliki postur tubuh yang cukup baik terutama untuk jabatan-jabatan tertentu.
g. Tampang
Menurut Drs. Manullang, dalam jabatan-jabatan tertentu, tampang juga merupakan salah satu kualifikasi yang menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Misalnya, tugas sebagai pramugari, pelayan toko, dll.
h.  Bakat
Bakat atau aptitube seseorang calon pelamar tenaga kerja turut juga pemegang kunci sukses dalam proses seleksi. Bakat ini dapat tampak pada tes-tes, baik fisik maupun psikolog. Dari tes-tes tersebut dapat diketahui bakat yang tersembunyi, yang suatu saat dapat dikembangkan.
i. Temperamen
Temperamen adalah pembawaan seseorang. Temperamen tidak dipengaruhi oleh pendidikan, namun berhubungan langsung dengan ‘emosi’ seseorang. Menurut Drs. Manullang, temperamen adalah sifat yang mempunyai dasar bersumber pada faktor-faktor dalam jasmani bagian dalam, yang di timbulkan oleh proses-proses biokima. Temperamen seseorang itu bermacam-macam, ada yang periang, tenang dan tentram, bersemangat, pemarah , pemurung, pesimis, dll.
Hal ini menentukan sukses tidaknya seleksi atau tempat yang cocok bagi seseorang pelamar bila diterima bekerja dalam organisasi.
J. Karakter
Karakter berbeda dengan tempramen meskipun ada hubungan yang erat antara keduanya. Temperamen adalah faktor ’endogen’, sedangkan karakter adalah faktor ’exogen’. Suatu karakter seseorang dapat diubah melalui pendidikan, sedangkan temperamen tidak dapat diubah.
H.   Cara Mengadakan Seleksi
Ada beberapa cara seleksi dalam mengadakan pemilihan tersebut menurut Drs.Manullang yaitu sebagai berikut.
a. Seleksi ilmiah
Adalah cara seleksi yang berdasarkan pada data yang diperoleh dari job specification sehingga dengan demikian persyaratan-persyaratan yang ditentukan harus dapat dipenuhi oleh calon karyawan, agar benar-benar sesuai dengan keinginan organisasi. Data bersifat non ilmiah yang masih dipertimbangkan dalam proses seleksi ilmiah, yaitu:

1.     Surat lamaran,
2.     Ijazah sekolah dan daftar nilai,
3.     Surat keterangan pekerjaan atau pengalaman,
4.     Wawancara langsung, dan
5.     Referensi/rekomendasi dari pihak yang dapat dipercaya.
b. Seleksi non ilmiah
Cara kedua ini, pada umumnya banyak digunakan di negara-negara berkembang, seperti di negara kita sendiri. Cara non ilmiah ini, di samping didasarkan pada kelima data di atas sering ditambah dengan faktor-faktor lain, seperti:
1.     Bentuk tulisan dalam lamaran,
2.     Cara berbicara dalam wawancara, dan
3.     Tampang atau penampilan.


I.      Teknik Seleksi
a. Teknik seleksi menggunakan interview
Interview atau wawancara lazim digunakan dalam proses  seleksi calon pegawai atau karyawan. Interview atau wawancara bagaimana pun juga memiliki kelemahan, antara lain menurut Drs.Manullang adalah sebagai berikut.
1.     Subyektivitas pewawancara,
2.     Cara mengajukan pertanyaan,
3.     Pengaruh halo.
Terdapat suatu gagasan untuk melenyapkan kelemahan-kelemahan tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Mc Merry anatara lain:
1.     Orang yang bertugas menginterview bekerja atas dasar kualifikasi definitif.
2.     Orang yang bertugas menginterview mengetahui pertanyaan yang diajukannya kepada pelamar dan telah disusun terlebih dahulu dengan kata-kata yang mudah dimengerti.
3.     Orang yang bertugas menginterview telah mendapat pelatihan dalam teknik menginterview.
4.     Orang yang bertugas menginterview sudah mendapatkan data-data mengenai diri pelamar terlebih dahulu, baik melalui telepon maupun dari laporan-laporan tertentu.
b.   Teknik seleksi menggunakan assessment center
Merupakan suatu proses penilaian (rating) yang dinilai sophiscated, yang isinya diarahkan sedemikian rupa sehingga kita dapat meminimalisasikan timbulnya penyimpangan/bias yang sangat mungkin terjadi. Sehingga dapat dipastikan kandidat tenaga kerja yang terlibat dalam proses penilaian tersebut memperoleh suatu kesempatan yang sama untuk memunculkan potensi.
Program assessment center yang didasarkan pada pendekatan multiple merupakan pendekatan yang fleksibel, dalam arti bias diterapkan pada beberapa organisasi tergantung pada kebutuhannya.





D.   KESIMPULAN
Seleksi adalah proses identifikasi dan pemilihan orang atau orang – orang dari sekelompok pelamar yang ada melalui serangkaian tahapan tes, sehingga diperoleh tenaga kerja yang paling sesuai atau yang paling memenuhi syarat dan kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan untuk menempati suatu jabatan atau posisi tertentu yang telah tersedia berdasarkan kondisi yang ada saat ini, yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Seleksi pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang ada atau sesuai dengan kebutuhan organisasi/perusahaan.
Berdasarkan tahapan dalam penerimaan calon pegawai, proses seleksi dimulai dari penerimaan lamaran dan berakhir dengan keputusan terhadap lamaran tersebut. Langkah-langkah antara proses dimulai dan diakhiri merupakan usaha pengkaitan antara kepentingan calon pegawai dan kepentingan organisasi.
Beberapa kualifikasi berikut ini menjadi dasar dalam proses seleksi, yaitu Keahlian, Pengalaman, Usia, Jenis kelamin, Pendidikan, Kondisi fisik, Tampang, Bakat, Temperamen, dan Karakter.
Ada beberapa cara seleksi dalam mengadakan pemilihan tersebut menurut Drs.Manullang yaitu sebagai berikut.
a.   Seleksi ilmiah,
b.   Seleksi non ilmiah.

Ada dua cara dalam teknik seleksi, yaitu:
a.   Teknik seleksi menggunakan interview,     
b.   Teknik seleksi menggunakan assessment center.
Sebelum  melakukan seleksi tenaga kerja hendaknya setiap organisasi atau perusahaan yang bersangkutan mempertimbangkan dan menetapkan suatu standar kriteria yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kemudian barulah proses seleksi dilakukan sesuai dengan kriteria yang ada. Dengan melakukan tahapan – tahapan tes yang menjadi alat proses penyeleksian, namun senantiasa berusaha dengan biaya yang serendah mungkin dengan menggunakan cara yang paling efisien, tetapi efektif.



E.   DAFTAR PUSTAKA
Hery Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bagian penerbitan STIE YKPN. Yogjakarta
Sondang P Siagian. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta
Ambar Teguh S, Rosidah. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia : Konsep, teori dan pengembangan dalam organisasi publik. Graha ilmu. Jogjakarta
Herman sofyandi. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha ilmu. Jogjakarta               
Anwar Prabu Mangku Negara. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Remaja Rosdakarya. Bandung




[1] Ambar Teguh
[2] Henry Simamora (2004:201)
[3] Henry Simamora
[4] Henry Simamora
[5]Sondang P Siagian (2006:131)
[6] Ambar teguh (2009: 189)
[7] Henry Simamora (2004:202)
[8] Herman Sofyandi (2008 : 104)

perencanaan Tenaga kerja


TUGAS RINGKASAN
LAPORAN KELOMPOK
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
“ PERENCANAAN TENAGA KERJA ”

OLEH :

NIDYA RESTI ANGGRAENI 0905114021
NISA KHAIRANI 1005112577
SITI ZULAIKHA 1005120881





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2013



PERENCANAAN TENAGA KERJA / SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Perencanaan merupakan suatu hal yang sangat penting terutama bagi organisasi / perusahaan, yakni untuk menetapkan tujuan, apa yang akan di raih selama periode/ waktu yang akan datang dan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Tak terkecuali perencanaan tenaga kerja (Sumber Daya Manusia) yang merupakan hubungan vital antara perencanaan strategik dan manajemen SDM.
1.      Pengertian Perencanaan Tenaga Kerja / Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.
Perencanaan SDM adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijkan, strategi, dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan
Andrew E. Sikula mengemukakan bahwa: “Perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berinteraksi dengan rencana organisasi”.
George Milkovich dan Paul C. Nystrom mendefinisikan bahwa: “Perencanaan tenaga kerja adalah proses peramalan, pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan yang menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah pegawai, penempatan pegawai secara benar, waktu yang tepat, yang secara otomatis lebih bermanfaat”.
Miner dan Miner, memberi definisi manpower Planning, sebagai berikut : “a process which seeks to ensure that the right number and kinds of people will be at the right places at the right time in the future, capable of doing those things which are needed so that the organization can continue to achieve its goals”. Atau dalam bahasa indonesia yakni “suatu proses yang berusaha untuk memastikan jumlah dan tipe orang yang tepat dalam menempati suatu posisi yang tepat, pada waktu yang tepat di masa depan, mampu melakukan hal-hal yang diperlukan agar organisasi dapat terus mencapai tujuannya”
Definisi dalam arti yang luas : “manpower Planning represents a systems approach to personnel in which the emphasis is on the interrelationships among various personnel policies and programs”. Dalam bahasa indonesia yakni  “Perencanaan tenaga kerja merupakan pendekatan sistem untuk personil di mana penekanannya adalah pada keterkaitan antara kebijakan berbagai personil dan program”
Dale yoder, mengutip pula pendapat Edwin B. Geister yang telah membandingkan aneka warna definisi Manpower Planning ( Perencanaan SDM ) dimana disimpulkan bahwa dalam Perencanaan tenaga Kerja, harus secara jelas diakui pentingnya hal-hal sebagai berikut :
1.        Penggunaan yang efektif
2.        Perkiraan kebutuhan
3.        Pengembangan kebijakan dan program untuk memenuhi kebutuhan, dan
4.        Mereview dan mengawasi proses keseluruhan
Selanjutnya, dikatakan bahwa sasaran Perencanaan SDM adalah untuk memastikan bahwa organisasi :
1.        Mendapatkan dan mempertahankan kuantitas dan kualitas SDM yang diperlukan,
2.        Mampu mengantisipasi masalah-masalah yang muncul dari potensi kelebihan atau kekurangan SDM
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Perencanaan Tenaga Kerja (SDM) merupakan suatu proses peramalan, penentuan, pengembangan kebijakan / program, pengimplementasian, dan pengontrolan terhadap kebutuhan sumber daya manusia, baik kuantitas maupun kualitas yang diperlukan organisasi, sehingga pelaksanaannya berinteraksi dengan rencana organisasi yang menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah pegawai, penempatan posisi pegawai secara benar, dan pada waktu yang tepat, sehingga akan secara otomatis menjadi lebih bermanfaat (efektif) bagi organisasi untuk terus mencapai tujuannya.
2.      Perencanaan Tenaga Kerja /Sumber Daya Manusia (SDM)
Perencanaan SDM merupakan proses yang dilakukan manajemen untuk menentukan bagaimana organisasi harus bergerak dari kondisi SDM nya saat ini menuju kondisi yang diinginkan.
·         Menurut Henry Simamora (2004) Perencanaan SDM yang efektif mencakup :
1.      Perencanaan Kepegawaian
Yakni merupakan identifikasi jumlah SDM yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi pada waktu mendatang.
2.      Perencanaan Program
Yakni menyangkut pengkoordinasian program – program untuk memenuhi rencana kepegawaian dalam bidang personalia yang berbeda

·         Pilihan kunci dalam perencanaan SDM dapat dan seyogyanya diambil di seputar beberapa dimensi kunci. Dimensi tersebut merefleksikan tingkat komitmen organisasi dalam perencanaan.
Pilihan strategik kontinual dalam perencanaan SDM Misalnya :
1.      Reaktif / Proaktif
2.      Sempit / Luas
3.      Informal / Formal
4.      Kurang terkait dengan perencanaan strategik / Terkait erat dengan perencanaan strategik
5.      Tidak fleksibel / Fleksibel

·         Faktor – faktor dasar SDM yang mempengaruhi perencanaan SDM adalah :
1.         Biaya ekonomis
2.         Kapasitas untuk beroperasi secara efektif
3.         Kapasitas untuk menjalankan perusahaan baru atau mengubah operasi

·         Faktor – faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam melakukan perencanaan SDM adalah :
1.         Perencanaan mengaitkan tindakan dan konsekuensinya
2.         Perencanaan mendayagunakan SDM secara lebih efektif dan efisien
3.         Perencanaan mengaitkan SDM dengan Organisasi
4.         Perencanaan membuat kalangan karyawan menjadi merasa lebih puas dan berkembang.

3.      Manfaat Perencanaan Tenaga Kerja / Sumber Daya Manusia (SDM)
Manfaat – manfaat yang ditawarkan oleh aktivitas Perencanaan SDM meliputi :
1.      Penggalakan prilaku proaktif daripada reaktif
2.      Komunikasi eksplisit tujuan perusahaan
3.      Stimulasi pemikiran kritis dan pemeriksaan asumsi yang berkesinambungan
4.      Identifikasi kesenjangan situasi sekarang dan visi masa depan
5.      Penggalakan partisipasi manajer lini
6.      Identifikasi kendala dan peluang SDM
7.      Penciptaan Ikatan bersama
Salah satu hal penting yang merupakan manfaat Perencanaan SDM, bahwa dengan itu, dapat dimungkinkan tenaga kerja yang ada dimanfaatkan secara lebih baik, setidaknya ada pedoman yang dapat digunakan dalam penggunaan tenaga kerja yang ada secara lebih efisien dan lebih efektif.
Dengan adanya perencanaan tenaga kerja, maka usaha pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan inventarisasi tenaga kerja dalam hal-hal sebagai berikut :
1.      Jumlah tenaga kerja yang ada
2.      Kualifikasi masing-masing tenaga kerja
3.      Lama dinas masing-masing tenaga kerja
4.      Kemampuan, pengetahuan dan pendidikan masing-masing tenaga kerja
5.      Potensi bakat masing-masing tenaga kerja
6.      Minat atau perhatian tenaga kerja
Hasil inventarisasi tersebut sangat penting, bukan hanya dalam rangka pemanfaatan sumber daya manusia dalam melaksanakan tugas-tugas sekarang, akan tetapi setidaknya berhubungan dengan empat kepentingan dimasa depan, yaitu:
a.         Promosi karyawan tertentu untuk mengisi lowongan jabatan yang lebih tinggi jika karena berbagai sebab terjadi kekosongan.
b.         Peningkatan kemampuan melaksanakan tugas yang sama.
c.         Dalam hal terjadinya alih wilayah kerja yang berarti seseorang ditugaskan ke lokasi baru tetapi sifat tugas jabatanya tidak mengalami perubahan
Melalui perencanaan SDM yang baik, efektifitas kerja juga dapat lebih ditingkatkan apabila SDM yang ada telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Standard          Operating Prosedure (SOP) sebagai pedoman kerja juga telah dimiliki.
Produktivitas dapat lebih ditingkatkan apabila memiliki data tentang pengetahuan, pekerjaan, pelatihan yang telah diikuti oleh SDM. Dengan mengikutsertakan karyawan dalam berbagai pendidikan dan pelatihan, akan mendorong karyawan untuk         meningkatkan produktivitas kerjanya.
4.      Kepentingan Perencanaan SDM
Ada tiga kepentingan dalam perencanaan SDM, yaitu:
1.      Kepentingan Individu.
2.      Kepentingan Organisasi.
3.      Kepentingan Nasional.

5.      Komponen-komponen Perencanaan SDM
Terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan SDM, yaitu:
a)      Tujuan
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu, organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.


b)      Perencanaan Organisasi
Perencanaan Organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengadakan perubahan yang positif bagi perkembangan organisasi. Peramalan SDM dipengaruhi secara drastis oleh tingkat produksi. Tingkat produksi dari perusahaan penyedia (suplier) maupun pesaing dapat juga berpengaruh. Meramalkan SDM, perlu memperhitungkan perubahan teknologi, kondisi permintaan dan penawaran, dan perencanaan karir.
c)      Syarat – syarat perencanaan SDM

1.      Harus mengetahui secara jelas masalah yang akan direncanakannya.
2.      Harus mampu mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM.
3.      Harus mempunyai pengalaman luas tentang job analysis, organisasi dan situasi persediaan SDM.
4.      Harus mampu membaca situasi SDM masa kini dan masa mendatang.
5.      memperkirakan peningkatan SDM dan teknologi masa depan.
6.      Mengetahui secara luas peraturan dan kebijaksanaan perburuhan pemerintah.

6.      Proses Perencanaan SDM
Strategi SDM adalah alat yang digunakan untuk membantu organisasi untuk mengantisipasi dan mengatur penawaran dan permintaan SDM. Strategi SDM ini memberikan arah secara keseluruhan mengenai bagaimana kegiatan SDM akan dikembangkan dan dikelola.
Pengembangan rencana SDM merupakan rencana jangka panjang. Contohnya, dalam perencanaan SDM suatu organisasi harus mempertimbangkan alokasi orang-orang pada tugasnya untuk jangka panjang tidak hanya enam bulan kedepan atau hanya untuk tahun kedepan. Alokasi ini membutuhkan pengetahuan untuk dapat meramal kemungkinan apa yang akan terjadi kelak seperti perluasan, pengurangan pengoperasian, dan perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi organisasi tersebut.

Berikut Prosedur perencanaan SDM :
·         Menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM yang dibutuhkan.
·         Mengumpulkan data dan informasi tentang SDM.
·         Mengelompokkan data dan informasi serta menganalisisnya.
·         Menetapkan beberapa alternative.
·         Memilih yang terbaik dari alternative yang ada menjadi rencana.
·         Menginformasikan rencana kepada para karyawan untuk direalisasikan.

Metode Perencanaan SDM dikenal atas metode nonilmiah dan metode ilmiah. Metode nonilmiah diartikan bahwa perencanaan SDM hanya didasarkan atas pengalaman, imajinasi, dan perkiraan-perkiraan dari perencanaanya saja. Rencana SDM semacam ini risikonya cukup besar, misalnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Akibatnya timbul mismanajemen dan pemborosan yang merugikan perusahaan.
Metode ilmiah diartikan bahwa Perencanaan SDM dilakukan berdasarkan atas hasil analisis dari data, informasi, dan peramalan (forecasting) dari perencananya. Rencana SDM semacam ini risikonya relative kecil karena segala sesuatunya telah diperhitungkan terlebih dahulu.
7.      Aktivitas Perencanaan Tenaga Kerja
•    Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk dapat menentukan kebutuhan tenaga kerja pada masa depan, maka pertama-tama harus dapat ditentukan rencana strategis perusahaan dan perkiraan tingkat kegiatan masa yang akan datang. Ada 4 cara memperkirakan kebutuhan tenaga kerja, yaitu :
1.      Penilaian manajerial
2.      Analisa rasio kecenderungan
3.      Work study
4.      Analisa keterampilan dan keahlian
Penilaian manajerial merupakan metode yang paling umum. Dengan metode ini dipikirkan perkembangan dan beban masa datang, selanjutnya diputuskan berapa banyak serta jenis orang yang akan dibutuhkan. Cara ini merupakan dasar petunjuk praktis mengenai hubungan antara tingkat kegiatan dan kebutuhan akan orang, ditambah penilaian tentang pengaruh teknologi dan perkembangan lain dalam kebutuhan tenaga kerja.
•    Suplai Tenaga Kerja
Suplai tenaga kerja dapat ditentukan melalui perkiraan suplai internal dan perkiraan suplai eksternal. Perkiraan suplai tenaga kerja yang ungkin akan tersedia di dalam perusahaan akan suplai internal dapat diperkirakan berdasarkan pada :
1.    Analisa sumber daya yang ada
2.    Analisa pemborosan
3.    Penilaian perubahan dalam kondisi keja dan absensi
4.    Perkiraan hasil program pelatihan
Berdasarkan kedua hal tersebut, yaitu perkiraan kebutuhan tenaga kerja dan perkiraan suplai tenaga kerja dapatlah ditetapkan jumlah tenaga kerja yang akan diterima selanjutnya untuk masa yang akan datang. Jadi untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja masa yang akan datang, dapat dilakukan dengan mengadakan rekapitulasi antara kebutuhan dan suplai. Misalnya untuk menetukan kebutuhan tenaga kerja untuk tahun yang akan datang, diperbandingkan antara kebutuhan dan suplai pada tahun yang bersangkutan
8.      Pengendalian dan pengevaluasian Perencanaan SDM
Tujuan pengendalian dan evaluasi perencanaan SDM adalah untuk mengarahkan aktivitas perencanaan SDM, menentukan penyimpangan dari rencana beserta sebabnya. Audit SDM merupakan tindak lanjut dari realisasi perencanaan-perencanaan yang telah dilakukan
·         Tujuan audit SDM
1.      Untuk mengetahui apakah pelaksanaan dan hasil kerja karyawan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2.      Untuk mengetahui apakah semua karyawan dapat menyelesaikan job description-nya dengan baik dan tepat waktu.
3.      Sebagai pedoman menentukan besarnya balas jasa kepada setiap karyawan.
4.      Sebagai dasar pertimbangan pemberian pujian dan atau hukuman kepada setiap karyawan.
5.      Sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan mutasi vertical (promosi atau demosi), horizontal, dan atau alih tugas bagi karyawan.
6.      Untuk memotivasi peningkatan semangat kerja, prestasi kerja, dan kedisiplian karyawan

·         Jika Perencanaan SDM dilakukan dengan baik, akan diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a)      Manajemen puncak memiliki pandangan yang lebih baik terhadap dimensi SDM atau terhadap keputusan-keputusan bisnisnya.
b)      Biaya SDM menjadi lebih kecil karena manajemen dapat mengantisipasi ketidakseimbangan sebelum terjadi hal-hal yang dibayangkan sebelumnya yang lebih besar biayanya.
c)      Tersedianya lebih banyak waktu untuk menempatkan yang berbakat karena kebutuhan dapat diantisipasi dan diketahui sebelum jumlah tenaga kerja yang sebenarnya dibutuhkan.
d)      Adanya kesempatan yang lebih baik untuk melibatkan wanita dan golongan minoritas didalam rencana masa yang akan datang. Pengembangan para manajer dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

9.      Tantangan yang dihadapi oleh manajemen saat melakukan perencanaan SDM
Tantangan yang dihadapi oleh manajemen saat melakukan perencanaan SDM adalah:
1.      Mempertahankan keunggulan kompetitif
2.      Mendukung keseluruhan strategi bisnis
3.      Menghindari konsentrasi berlebihan pada masalah harian
4.      Menyusun strategi SDM yang sesuai dengan karakteristik unik perusahaan
5.      Mengatasi perubahan lingkungan
6.      Menyita komitmen manajemen
7.      Menjabarkan rencana strategi ke dalam tindakan.
Dalam melakukan perencanaan SDM juga di temui kendala – kendala sebagai berikut :
1.      Standar kemampuan SDM
Standar kemampuan SDM yang pasti belum ada, akibatnya informasi kemampuan SDM hanya berdasarkan ramalan-ramalan (prediksi) saja yang sifatnya subjektif. Hal ini menjadi kendala yang serius dalam Perencanaan SDM untuk menghitung potensi SDM secara pasti.
2.      Manusia (SDM) sebagai Mahluk Hidup
Manusia sebagai mahluk hidup tidak dapat dikuasai sepenuhnya seperti mesin. Hal ini menjadi kendala Perencanaan SDM, karena itu sulit memperhitungkan segala sesuatunya dalam rencana. Misalnya, ia mampu tapi kurang mau melepaskan kemampuannya.
3.      Situasi SDM
Persediaan, mutu, dan penyebaran penduduk yang kurang mendukung kebutuhan SDM perusahaan. Hal ini menjadi kendala proses Perencanaan SDM yang baik dan benar.
4.      Kebijaksanaan Perburuhan Pemerintah
Kebijaksanaan perburuhan pemerintah, seperti kompensasi, jenis kelamin, WNA, dan kendala lain dalam Perencanaan SDM untuk membuat rencana yang baik dan tepat.

10.  Menghubungkan Perencanaan SDM dengan Perencanaan Strategik
Perencanaan SDM harus dikaitkan dengan strategi organisasional. Perencanaan SDM memberi kaitan antara lingkungan organisasi dan manajemen SDM. Perencanaan SDM harus mencakup upaya bersama antara manajer SDM dengan manajer lainnya.
REFERENSI :
Henry Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi III. Bagian Penerbitan STIE YKPN. Jakarta
Sondang P. Siagian. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta