Makalah Manajemen SDM
A. JUDUL : SELEKSI TENAGA KERJA
B. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Era globalisasi ini penuh
dengan tantangan dan kesulitan-kesulitan di masa yang akan datang yang harus
dihadapi oleh masyarakat dan negara berkembang ini. Namun, suatu perusahaan
tetap dituntut untuk efektif dalam pengelolaan perusahaannya, agar perusahaan
itu dapat bersaing dengan perusahaan lain atau mengikuti perubahan yang terjadi,
serta guna mencapai tujuan perusahaan itu sendiri.
Tentunya suatu organisasi/perusahaan
memiliki tujuan yang hendak dicapai. Pencapaian tujuan tersebut dapat dicapai
dengan mendayagunakan sumberdaya yang ada. Kendatipun berbagai sumber daya yang
ada penting bagi organisasi, satu – satunya faktor yang menunjukkan keunggulan
kompetitif potensial adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dan bagaimana sumber daya
ini dikelola[1].
Jika perusahaan ingin maju, maka yang harus diperbaiki dahulu adalah SDM nya. Karena
aset perusahaan yang paling berharga adalah sumber daya manusianya. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan perusahaan adalah melakukan seleksi terhadap calon
karyawannya.
Seleksi individu yang
tersedia untuk mengisi jabatan yang kosong semakin berarti manakala tersedia
lebih banyak pelamar daripada lowongan yang tersedia[2]. Seleksi merupakan proses
memilih dari para pelamar melalui tahapan – tahapan tes hingga diperoleh
sejumlah pelamar yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dan dinyatakan diterima[3]. Seleksi dilakukan untuk
memilih calon karyawan yang paling memenuhi kriteria yang dicari/ditetapkan
perusahaan dari sekian banyak pelamar yang ada untuk menempati suatu posisi
tertentu dalam perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan.
Seleksi merupakan fungsi
yang penting karena berbagai keahlian yang dibutuhkan oleh organisasi untuk
mencapai tujuannya diperoleh melalui proses seleksi[4]. Seleksi tenaga kerja
diperlukan untuk melanjutkan tujuan organisasi seperti kelangsungan hidup,
pertumbuhan atau keuntungan. Seleksi tenaga kerja dimaksudkan untuk memilih
tenaga kerja cakap yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan organisasi di masa
sekarang dan yang akan datang. Seleksi tenaga kerja juga memberikan
sarana untuk mencapai tujuan manajemen sumber daya manusia yang ditentukan
dalam perencanaan sumber daya manusia.
Proses seleksi pegawai
merupakan salah satu bagian yang teramat penting dalam keseluruhan proses
manajemen sumber daya manusia. Dikatakan demikian karena apakah dalam
organisasi terdapat sekelompok pegawai yang memenuhi tuntutan organisasional
atau tidak tergantung pada cermat atau tidaknya prosess seleksi itu dilakukan[5].
Bayangkan apabila tidak
ada proses seleksi, dimungkinkan terjadinya ketidaksesuaian antara keahlian
pegawai terhadap kebutuhan perusahaan,
sehingga tujuan perusahaan dapat dipastikan tidak akan dapat dicapai
dengan baik.
Pada akhirnya, strategi
seleksi yang turut mempertimbangkan kecocokan antara individu dengan
perusahaan, disamping faktor pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang
dimiliki oleh calon karyawan akan memberikan hasil yang positif bagi
perusahaan. Semakin efektif proses seleksi, semakin besar kemungkinan untuk
mendapatkan pegawai yang tepat bagi perusahaan. Selain itu, seleksi yang
efektif akan berpengaruh langsung pada prestasi kerja karyawan dan kinerja
finansial perusahaan. Dengan demikian maka pengembangan dan perencanaan system
seleksi merupakan hal penting untuk dilaksanakan setiap perusahaan supaya
proses yang berlangsung cukup lama dan memakan biaya tersebut tidak sia-sia.
C. PEMBAHASAN
SELEKSI TENAGA KERJA
A. Pengertian Seleksi
Dalam Sudut pandang
definitif, Seleksi merupakan rangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk
memutuskan apakah seorang pelamar diterima / ditolak dalam suatu instansi
tertentu setelah menjalani serangakaian tes yang dilaksanakan. Dalam bahasa
lugas, Seleksi adalah proses memilih dari para pelamar melalui tahapan –
tahapan tes, sehingga diperoleh sejumlah pelamar yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan dan dinyatakan diterima[6].
Seleksi (selection)
adalah proses pemilihan dari sekelompok pelamar, orang atau orang – orang yang
paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia berdasakan kondisi
yang ada saat ini yang dilakukan oleh perusahaan[7].
Seleksi adalah proses
identifikasi dan pemilihan orang – orang dari sekelompok pelamar yang paling
cocok atau yang paling memenuhi syarat untuk menduduki suatu jabatan atau
posisi tertentu[8]
Dapat beberapa definisi
seleksi di atas, dapat disimpulkan bahwa Seleksi adalah proses identifikasi dan
pemilihan orang atau orang – orang dari sekelompok pelamar yang ada melalui
serangkaian tahapan tes, sehingga diperoleh tenaga kerja yang paling sesuai
atau yang paling memenuhi syarat dan kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan
untuk menempati suatu jabatan atau posisi tertentu yang telah tersedia
berdasarkan kondisi yang ada saat ini, yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
B.
Tujuan Seleksi
Seleksi pada dasarnya bertujuan untuk
mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan memiliki kualifikasi yang
sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang ada atau sesuai dengan kebutuhan
organisasi/perusahaan.
Tujuan seleksi adalah
mendapatkan tenaga kerja yang paling tepat untuk memangku suatu jabatan
tertentu. Mengarah pada tujuan seleksi yang demikian itu, setiap organisasi
yang bersangkutan senantiasa akan berusaha dengan biaya yang serendah mungkin
dengan menggunakan cara yang paling efisien, tetapi efektif.
Tujuan Seleksi tersebut diantaranya :
·
Menjamin perusahaan memiliki karyawan yang tepat untuk suatu jabatan/
pekerjaan.
·
Memastikan keuntungan investasi SDM perusahaan.
·
Mengevaluasi dalam mempekerjakan dan penempatan pelamar sesuai minat.
·
Memperlakukan pelamar secara adil dan meminimalkan deskriminasi.
·
Memperkecil munculnya tindakan buruk karyawan yang seharusnya tidak
diterima.
C.
Faktor Yang Harus Diperhatikan dalam
Seleksi
Proses seleksi bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri. Artinya
seleksi ditentukan oleh sejumlah faktor dan menentukan faktor lainnya. Dengan
demikian berarti terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi proses seleksi dan
dipengaruhi oleh proses seleksi.
Faktor yang mempengaruhi seleksi
a.
Kondisi Penawaran Tenaga Kerja
Semakin besar jumlah pelamar yang memenuhi syarat (qualified), maka
akan semakin mudah bagi organisasi untuk memperoleh karyawan yang berkualitas
dan sebaliknya. Pada saat rekrutmen bisa terjadi jumlah calon yang terjaring lebih
kecil dari yang diharapkan. Kondisi tersebut dimungkinkan oleh :
1. Imbalan/upah yang ditawarkan rendah.
2. Pekerjaan menuntut spesialisasi yang tinggi.
3. Persyaratan yang harus dipenuhi berat.
4. Mutu pelamar rendah.
b.
Faktor Eksternal Organisasi
1) Faktor Etika
Dalam proses seleksi, masalah etika seringkali menjadi tantangan
yang berat. Keputusan seleksi seringkali dipengaruhi oleh etika pemegang
keputusan.Bila pertimbangan penerimaan lebih condong karena hubungan keluarga,
teman, pemberian komisi/suap dari pada pertimbangan keahlian/profesional,
maka kemungkinan besar karyawan baru yang dipilih jauh dari harapan
organisasi.
2) Ketersediaan Dana dan
Fasilitas
Organisasi seringkali memiliki keterbatasan seperti anggaran atau fasilitas
lainnya. Sebagai contoh, besar kecilnya anggaran belanja pegawai menentukan
berapa jumlah pegawai baru yang boleh direkrut.
3) Faktor Kesamaan Kesempatan
Budaya suatu daerah dalam memperlakukan masyarakatnya juga merupakan
tantangan dalam proses seleksi. Diskriminasi masih sering ditemukan dalam
merekrut/menseleksi pegawai yang disebabkan oleh warna kulit, ras, agama,
umur, jenis kelamin, dan sebagainya. Sebagai contoh kebijaksanaan organisasi
(walau tidak tertulis) yang lebih menyukai pegawai pria atau wanita.Kenyataan
ini menghambat proses seleksi secara wajar.
c.
Perangkat Organisasi
Selain faktor-faktor di atas, seleksi juga dipengaruhi oleh keberadaan
perangkat organisasi seperti :
1) Analisis Jabatan
Analisis jabatan merupakan semacam pedoman bagi kegiatan proses seleksi.
Analisis jabatan memberikan informasi tentang uraian jabatan,
spesifikasi jabatan, standarisasi pekerjaan serta persayaratan yang harus
dipenuhi untuk memegang jabatan tersebut. dengan demikian, seleksi yang
dilakukan harus mengacu pada analisis jabatan. Seleksi tanpa acuan analisis
jabatan (tentu yang benar) niscaya sulit untuk mendapatkan calon pegawai
sebagaimana yang dibutuhkan organisasi. Analisis jabatan ini merupakan
arah atau petunjuk tentang target apa yang hendak dicapai pada saat
seleksi.
2) Perencanaan SDM
Dari perencanaan SDM, akan dapat diketahui berapa jumlah calon pegawai
yang dibutuhkan oleh organisasi, pada jenjang apa dan di bagian mana, dan
persyaratan apa yang harus dipenuhi oleh pelamar.
3) Pengadaan Tenaga Kerja
(Rekrutmen)
Rekruitmen yang dilakukan akan berpengaruh pada prses seleksi.Qualified
tidaknya pelamar yang akan diseleksi sangat tergantung pada tenaga kerja
(rekruitmen).Pengadaan kerja yang efektif akan menghasilkan tersedianya
sejumlah pelamar yang qualified dan sebaliknya. Jenis dan sifat berbagai
langkah yang harus diambil tergantung pada hasil rekruitmen.
Faktor-faktor yang dipengaruhi
seleksi :
a). Orientasi
b). Diklat
c). Pengembangan
d). Perencanaan Karier
e). Penilaian Prestasi Kerja
f). Kompensasi
g). Perjanjian Kerja
h). Pengawasan Personalia
D.
Langkah-langkah dalam Proses Seleksi
Berdasarkan tahapan
dalam penerimaan calon pegawai, proses seleksi dimulai dari penerimaan lamaran
dan berakhir dengan keputusan terhadap lamaran tersebut. Langkah-langkah antara
proses dimulai dan diakhiri merupakan usaha pengkaitan antara kepentingan calon
pegawai dan kepentingan organisasi.
1. Terima surat lamaran
2. Ujian
3. Wawancara
4. Chee latar belakang dan
surat referensi
5. Evaluasi kesehatan
6. Wawancara kedua dengan
atasan langsung
7. Keputusan atas
lamaran
Proses seleksi
1. Test Psiko/kepribadian
2. Test pengetahuan
3. Test pelaksanaan
pekerjaan.
E.
Dasar Kebijakan
Pada dasarnya proses
seleksi dimulai setelak kumpulan para pelamar yang memenuhi syarat diperoleh
melalui suatu penarikan atau seleksi. Proses seleksi ini merupakan serangkaian
langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan pelamar diterima atau tidak
diterima.
Pada umumnya untuk
penarikan dan seleksi ini, organisasi bergabung sebagai employment function dan
depertemen personalia. Suatu analisis pekerjaan, perencanaan SDM dan perbaikan
dilakukan untuk keperluan membantu seleksi personalia. Dengan demikian,
pelaksanaan proses seleksi harus dilaksanakan dengan cara sebaik-baiknya dan
sesuai rencana. Hal ini tidak lain merupakan dasar kebijaksanaan yang harus
kita pegang dalam proses seleksi.
F.
Pendekatan dalam Proses Seleksi
Proses seleksi menurut
beberapa ahli dianggap sebagai proses penyewaan tenaga ahli (the hiring
process). Mereka menganggap hiring dan selection merupakan konsep
ketenagakerjaan yang “interchangeable” (dapat saling ditukar istilahnya). Dalam
proses seleksi, akan terjadi di antara “menyewa” (bagi pelamar tenaga kerja
yang lolos seleksi) dengan “tidak jadi menyewa” (bagi pelamar yang tidak
memenuhi syarat), maka mereka lebih menyukai “proses seleksi” dari pada “proses
penyewaan” tenaga kerja.
Dalam proses seleksi ada
dua pendekatan diantaranya:
a. Pendekatan succesive hurdles
Sebagian besar proses
seleksi yang berjalan sampai saat ini berdasarkan konsep succesive hurdles. Itu
berarti bahwa untuk berhasilnya pelamar tenaga kerja diterima dalam suatu
organisasi, mereka harus lulus dari berbagai persyaratan yang telah ditentukan
secara bertahap. Mulai dari mengisi blanko lamaran, tes-tes, wawancara,
mengecek seluruh latar belakang pribadi pelamar, dan pemeriksaan medis maupun
pemeriksaan relevant lainnya, dll.
b. Pendekatan compensantory
Pendekatan yang lain,
yang rupanya kurang biasa dipergunakan, didasarkan pada beranggapan bahwa
kekurangan pada satu faktor disatu pihak sebenarnya dapat “ditutupi” oleh
faktor seleksi lainnya yang cukup baik dipihak lain.
G.
Kualifikasi yang Menjadi Dasar Seleksi
Proses seleksi sangat
penting dalam memberikan penilaian akan sifat-sifat, watak, dan kemampuan para
pelamar secara tepat, teliti dan lengkap. Beberapa kualifikasi berikut ini
menjadi dasar dalam proses seleksi..
a. Keahlian
Merupakan salah satu
kualifikasi utama yang menjadi dasar dalam proses seleksi, kecuali bagi jabatan
yang tidak memerlukan keahlian. Penggolongan keahlian dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1.
Technical skill,
Yaitu keahlian teknik yang harus dimiliki
para pegawai pelaksana.
2. Human skill,
Yaitu keahlian yang harus dimiliki oleh
mereka yang akan memimpin beberapa orang bawahan.
3. Conceptual skill,
Yaitu keahlian yang harus dimiliki oleh
mereka yang akan memangku jabatan puncak pimpinan sebagai
figure yang mampu mengkoordinasi berbagai aktivitas untuk mencapai
tujuan organisasi.
b. Pengalaman
Dalam proses pelamaran
suatu pekerjaan, pengalaman pelamar cukup penting artinya dalam suatu proses
seleksi. Suatu organisasi/perusahaan cenderung akan memilih pelamar yang
berpengalaman dari pada yang tidak berpengalaman karena dipandang lebih mampu
melaksanakan tugasnya. Selain itu, kemampuan intelegensi juga menjadi dasar
pertimbangan selanjutnya sebab orang yang memiliki intelegensi yang baik
biasanya orang yang memiliki kecerdasan yang cukup baik. Faktor pengalaman saja
tidak cukup untuk menentukan kamampuan seseorang pelamar dalam menyelesaikan
tugasnya dengan baik.
c. Usia
Perhatian dalam proses
seleksi juga ditunjukan pada masalah usia para pelamar. Usia muda dan usia
lanjut tidak menjamin diterima tidaknya seseorang pelamar. Mereka memiliki usia
lanjut tenaga fiisknya relatif terbatas meskipun banyak pengalaman. Mereka yang
berusia muda mungkin saja memiliki vitalitas yang cukup baik. Tetapi rasa
tanggung jawabnya relatif kurang dibandingkan dengan usia dewasa. Oleh
karena itu, yang terbaik pelamar yang berusia sedang atau sekira usia 30 tahun.
d. Jenis
kelamin
Jenis kelamin memang
sering pula diperhatikan, terlebih-lebih untuk jabatan tertentu.
Jabatan-jabatan memang dikhususkan untuk pria, ada juga yang khusus untuk
wanita. Tetapi banyak juga yang terbuka untuk kedua jenis kelamin tersebut.
e. Pendidikan
Kualifikasi pelamar
merupakan cermin dari hasil pendiidkan dan pelatihan sebelumnya, yang akan
menentukan hasil seleksi selanjutnya dan kemungkinan penempatanya dalam
organisasi bila pelamar yang bersangkutan diterima. Tanpa adanya latar belakang
pendidikan tersebut maka proses pemilihan atau seleksi akan menjadi sulit.
f. Kondisi fisik
Kondisi fisik seseorang
pelamar kerja turut memegang peranan penting dalam proses seleksi. Bagaimana
pun juga suatu organisasi secara optimal akan senantiasa ingin memperoleh
tenaga kerja yang sehat jasmani dan rohani kemudian memiliki postur tubuh yang
cukup baik terutama untuk jabatan-jabatan tertentu.
g. Tampang
Menurut Drs. Manullang,
dalam jabatan-jabatan tertentu, tampang juga merupakan salah satu kualifikasi
yang menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
Misalnya, tugas sebagai pramugari, pelayan toko, dll.
h. Bakat
Bakat atau aptitube
seseorang calon pelamar tenaga kerja turut juga pemegang kunci sukses dalam
proses seleksi. Bakat ini dapat tampak pada tes-tes, baik fisik maupun
psikolog. Dari tes-tes tersebut dapat diketahui bakat yang tersembunyi, yang
suatu saat dapat dikembangkan.
i. Temperamen
Temperamen adalah
pembawaan seseorang. Temperamen tidak dipengaruhi oleh pendidikan, namun
berhubungan langsung dengan ‘emosi’ seseorang. Menurut Drs. Manullang,
temperamen adalah sifat yang mempunyai dasar bersumber pada faktor-faktor dalam
jasmani bagian dalam, yang di timbulkan oleh proses-proses biokima. Temperamen
seseorang itu bermacam-macam, ada yang periang, tenang dan tentram,
bersemangat, pemarah , pemurung, pesimis, dll.
Hal ini menentukan
sukses tidaknya seleksi atau tempat yang cocok bagi seseorang pelamar bila
diterima bekerja dalam organisasi.
J. Karakter
Karakter berbeda dengan
tempramen meskipun ada hubungan yang erat antara keduanya. Temperamen adalah
faktor ’endogen’, sedangkan karakter adalah faktor ’exogen’. Suatu karakter
seseorang dapat diubah melalui pendidikan, sedangkan temperamen tidak dapat
diubah.
H.
Cara Mengadakan Seleksi
Ada beberapa cara
seleksi dalam mengadakan pemilihan tersebut menurut Drs.Manullang yaitu sebagai
berikut.
a. Seleksi ilmiah
Adalah cara seleksi yang
berdasarkan pada data yang diperoleh dari job specification sehingga dengan
demikian persyaratan-persyaratan yang ditentukan harus dapat dipenuhi oleh
calon karyawan, agar benar-benar sesuai dengan keinginan organisasi. Data
bersifat non ilmiah yang masih dipertimbangkan dalam proses seleksi ilmiah,
yaitu:
1. Surat lamaran,
2. Ijazah sekolah dan
daftar nilai,
3. Surat keterangan
pekerjaan atau pengalaman,
4. Wawancara langsung, dan
5. Referensi/rekomendasi
dari pihak yang dapat dipercaya.
b. Seleksi non ilmiah
Cara kedua ini, pada umumnya
banyak digunakan di negara-negara berkembang, seperti di negara kita sendiri.
Cara non ilmiah ini, di samping didasarkan pada kelima data di atas sering
ditambah dengan faktor-faktor lain, seperti:
1. Bentuk tulisan dalam
lamaran,
2. Cara berbicara dalam
wawancara, dan
3. Tampang atau penampilan.
I.
Teknik Seleksi
a. Teknik seleksi menggunakan interview
Interview atau wawancara
lazim digunakan dalam proses seleksi calon pegawai atau karyawan.
Interview atau wawancara bagaimana pun juga memiliki kelemahan, antara lain
menurut Drs.Manullang adalah sebagai berikut.
1. Subyektivitas
pewawancara,
2. Cara mengajukan
pertanyaan,
3. Pengaruh halo.
Terdapat suatu gagasan
untuk melenyapkan kelemahan-kelemahan tersebut, seperti yang dikemukakan oleh
Mc Merry anatara lain:
1. Orang yang bertugas
menginterview bekerja atas dasar kualifikasi definitif.
2. Orang yang bertugas
menginterview mengetahui pertanyaan yang diajukannya kepada pelamar dan telah
disusun terlebih dahulu dengan kata-kata yang mudah dimengerti.
3. Orang yang bertugas menginterview
telah mendapat pelatihan dalam teknik menginterview.
4. Orang yang bertugas
menginterview sudah mendapatkan data-data mengenai diri pelamar terlebih
dahulu, baik melalui telepon maupun dari laporan-laporan tertentu.
b. Teknik seleksi menggunakan assessment center
Merupakan suatu proses
penilaian (rating) yang dinilai sophiscated, yang isinya diarahkan sedemikian
rupa sehingga kita dapat meminimalisasikan timbulnya penyimpangan/bias yang
sangat mungkin terjadi. Sehingga dapat dipastikan kandidat tenaga kerja yang
terlibat dalam proses penilaian tersebut memperoleh suatu kesempatan yang sama
untuk memunculkan potensi.
Program assessment
center yang didasarkan pada pendekatan multiple merupakan pendekatan yang
fleksibel, dalam arti bias diterapkan pada beberapa organisasi tergantung pada
kebutuhannya.
D.
KESIMPULAN
Seleksi adalah proses
identifikasi dan pemilihan orang atau orang – orang dari sekelompok pelamar
yang ada melalui serangkaian tahapan tes, sehingga diperoleh tenaga kerja yang
paling sesuai atau yang paling memenuhi syarat dan kriteria yang ditetapkan
oleh perusahaan untuk menempati suatu jabatan atau posisi tertentu yang telah
tersedia berdasarkan kondisi yang ada saat ini, yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut.
Seleksi pada dasarnya
bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan memiliki
kualifikasi yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang ada atau sesuai dengan
kebutuhan organisasi/perusahaan.
Berdasarkan tahapan
dalam penerimaan calon pegawai, proses seleksi dimulai dari penerimaan lamaran
dan berakhir dengan keputusan terhadap lamaran tersebut. Langkah-langkah antara
proses dimulai dan diakhiri merupakan usaha pengkaitan antara kepentingan calon
pegawai dan kepentingan organisasi.
Beberapa kualifikasi
berikut ini menjadi dasar dalam proses seleksi, yaitu Keahlian, Pengalaman,
Usia, Jenis kelamin, Pendidikan, Kondisi fisik, Tampang, Bakat, Temperamen, dan
Karakter.
Ada beberapa cara
seleksi dalam mengadakan pemilihan tersebut menurut Drs.Manullang yaitu sebagai
berikut.
a. Seleksi ilmiah,
b. Seleksi non ilmiah.
Ada dua cara dalam teknik seleksi, yaitu:
a. Teknik seleksi menggunakan
interview,
b. Teknik seleksi menggunakan assessment center.
Sebelum melakukan seleksi tenaga kerja hendaknya
setiap organisasi atau perusahaan yang bersangkutan mempertimbangkan dan
menetapkan suatu standar kriteria yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Kemudian barulah proses seleksi dilakukan sesuai dengan kriteria yang ada.
Dengan melakukan tahapan – tahapan tes yang menjadi alat proses penyeleksian,
namun senantiasa berusaha dengan biaya yang serendah mungkin dengan menggunakan
cara yang paling efisien, tetapi efektif.
E. DAFTAR PUSTAKA
Hery Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bagian
penerbitan STIE YKPN. Yogjakarta
Sondang P Siagian. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi
Aksara. Jakarta
Ambar Teguh S, Rosidah. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia : Konsep,
teori dan pengembangan dalam organisasi publik.
Graha ilmu. Jogjakarta
Herman
sofyandi. 2008. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Graha ilmu. Jogjakarta
Anwar Prabu
Mangku Negara. 2011. Manajemen Sumber
Daya Manusia. PT Remaja Rosdakarya. Bandung
PENGADAAN TENAGA KERJA
BalasHapushttp://indonugraha.blogspot.co.id/2016/02/pengadaan-tenaga-kerja.html
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerima kasih banyak yah ... Postingan artikelnya sangat membantu sekali,pas untuk hari lagi ada tugas .
BalasHapusCantik banget templatenya ,seperti yang punya blognyaa :D
Kungjing balik ya adiyatamadimas27.blogspot.com , blog tentang artikel teknologi dan seputar pengetahuan informasi lainnya .... Masih tahap renovasi
Terima kasih banyak yah ... Postingan artikelnya sangat membantu sekali,pas untuk hari lagi ada tugas .
BalasHapusCantik banget templatenya ,seperti yang punya blognyaa :D
Kungjing balik ya adiyatamadimas27.blogspot.com , blog tentang artikel teknologi dan seputar pengetahuan informasi lainnya .... Masih tahap renovasi
Terimakasih banyak sangat membantu
BalasHapus